Jumat, 06 Juni 2014

Nama : Immanuel.S Nim : 13-098 Pengalaman Saya Berdasarkan Materi Pedagogi dan Andragogi Saya selama bersekolah dari SD hingga Sma mendapat materi pelajaran melalui metode ceramah. Berdasarkan teori pedagogi hal ini sesuai dengan perkembangan saya dalam tahap belajar sebagai siswa. Dalam tahap ini seorang siswa lebih banyak mendapat materi dari gurunya dan sangat sedikit murid terlibat aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tidak ada feedback dari murid dan juga akan sangat sedikit murid yang kemudian bisa betul-betul memahami konsep yang diajarkan. Misalnya dalam kasus belajar matematika di sekolah dasar, kita hanya di bekali pemahaman bahwa A^2+B^2=C^2 Naimun kita akan sangat bingung ketika kita ditanya untuk apa pengaplikasian teori diatas dan dalam kasus seperti apa teori itu digunakan maka kita akan sangat sulit untuk menjawabnya. Selain itu dalam metode belajar Pedagogi akan sangat sedikit interaksi yang terjadi antara guru dan murid yang bersifat intens sehingga akan sangat sedikit komunikasi dan pengalaman-pengalaman berharga yang bisa diambil dalam metode belajar mengajar, selain itu tujuan pembelajaran yang dibuat ditentukan oleh guru sehingga akan sangat sulit bagi murid untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas dari konsep yang ada. Selain itu sumber pembelajaran yang bersifat hanya teoritis belaka sehingga hanya dapat diaplikasikan sebatas untuk memperoleh nilai dalam kegiatan belajar mengajar saja. Selain itu Evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam metode pedagogi bisa menimbulkan bias ketika menilai apakah seseorang sudah mengerti atau belum tentang suatu materi yang sudah diajarkan. Pada tahap ini umumnya siswa menganggap sumber ilmu hanya dari guru saja sehingga jika ada orang lain yang memberikan pengetahuan yang berbeda dari yang sudah diajarkan guru mereka maka mereka cenderung untuk menolaknya. Pada /metode pedagogi juga murid tidak bisa memilih apa yang mereka ingin pelajari berdasarkan minat mereka, guru lah yang memilih apa yang bisa dan tidak bisa mereka pelajari. Berbeda dengan pengalaman saya ketika masih menjadi siswa, sesudah saya menjadi mahasiswa saya belajar dengan menggunakan metode andragogi. Dalam tahap ini saya sebagai peserta didik tidak hanya mengambil sumber pembelajaran dari guru,tapi juga aktif dalam mengumpulkan materi kuliah dari lingkungan sekitar bahkan juga dari rekan rekan sesama pelajar sehingga akan banyak kemungkinan feedback baik dari guru maupun sesama peserta didik sehingga akan diperoleh satu pemahaman konsep yang mendalam tentang materi yang diajarkan. Misalnya dalam kasus belajar Psiokologi Pendidikan kita tidak hanya diajarkan torie mentah namun juga diminta untuk mengamati proses belajar mengajar secara langsung di sekolah sehingga kedepannya diharapkan peserta didik diharapakan lebih mengerti tentang konsep yang diajarkan dan juga bagaimana penerapan dan penggunaan teori-teori tersebut di dunia nyata. Selain itu dalam metode andragogi ini lebih banyak terjadi interkasi-interaksi antara peserta didik dan pendidik sehingga akan banyak pengalaman-pengalamn dan juga nilai-nilai berharga yang di dapat oleh peserta didik selain materi yang sudah diajarkan. Selain itu tujuan belajar mengajar yang fleksibel membuat peserta didik bisa menemukan begitu banyak makna dan juga pengertian yang mendalam dari materi yang diajarkan oleh pendidik. Selain itu materi belajar engajar juga tidak melulu dari guru karena semua murid dianggap memiliki sumber daya yang mumpuni sebagai pelajar sekaligus sumber belajar. Dalam Metode Andragogi juga Evaluasi hasil belajar mengajar dilakukan oleh masing-masing peserta didik sehingga mereka akan menyadari sejauh mana tingkat pemahaman mereka serta bisa memutuskan materi mana saja yang masih harus diperdalam lagi. Terakhir, Dalam Metode Andragogi peserta didik selalu memiliki pilihan untuk memilih materi apa saja yang ingin dipelajari sesuai bakat kemampuan dan keinginannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar